Pages

Kamis, 18 Agustus 2011

Dia..

Katakan lancang kepadanya! Ya, kepada dia yang telah dengan berani kembali hadir di mimpiku. Aku tidak pernah memikirkannya sebelum tidur, tapi kenapa dia hadir dan membuat mimpi itu terasa nyata? Buat apa dia datang di mimpiku sementara di dunia nyata, kita berlaku seperti orang asing?

Aku benci. Aku benci sekaligus rindu. Aku merindukannya.

Dia tidak tahu bukan betapa menyakitkannya bermimpi indah sementara kenyataan terlalu pahit untuk aku terima? Mengapa mimpi tidak sepahit kenyataan?

...................

Mimpi itu terasa begitu nyata.

Aku menghanpirinya. Dia tersenyum. Kemudian aku memintanya untuk jalan bersamaku. Dia mengangguk. Dan sepanjang jalan dia menggenggam tanganku. Tuhan, mengapa..... Mengapa momen itu terasa sangat indah dan menyakitkan? Aku kembali diingatkan saat dulu dia menggenggam tangan ini dalam sunyi. Dia hanya diam. Tak mengucap sepatah kata.

Tahukah dia? Ketika sunyi menyergap sepanjang jalan itu, aliran hangat darah yang mengalir di tangannya, juga mengaliri tanganku yang digenggamnya. Aliran darah itu ibarat perasaannya yang tak pernah bisa ia jelaskan.

Sayang sekali, aku terlalu bodoh untuk merasakannya.

0 komentar: