Pages

Sabtu, 20 Maret 2010

Dua Tipe Orang di Dunia : Baik dan Buruk

Sabtu, 20 Maret 2010

Wie geht’s? Hehehe semoga semua masih baik-baik saja yah walaupn hari Senin tuh UTS mulai menyerang. Maaf banget gw jarang posting tentang si kereta lagi. Banyak cerita tapi belum sempet nulis.

Yap, hari ini gw sama Ibu, Dwi, dan Aldi nonton My Name is Khan di XXI Botani Square. Dari pas film ini tayang di Indonesia yaitu bulan Februari, gw sama Ibu pengen nonton. Tapi awal-awal kemunculannya cuma ada di Jakarta. Akhirnya nunggu ampe ada di Bogor deh.



Kalo lo tanya, filmnya India banget gag sih? Norak kaga pake nyanyian joget-joget gitu? Let me tell you..... This movies is totally great!


Film ini bercerita tentang seorang Muslim India bernama Rizvan Khan (Shah Rukh Khan). Dia mengidap Asperger Sydrom (kalau di Indonesia lebih populer disebut autis) dari kecil. Hidup di lingkungan yang biasa saja bersama ibu dan adiknya, Zakir Khan. Adiknya sendiri normal, tidak mengalami sindrom seperti Rizvan. Karena memiliki ‘keistimewaan’, Rizvan selalu mengutip mentah-mentah kata yang dia dengar tanpa dia sadari penuh apa artinya. Oya, dia juga tidak bisa mengekspresikan perasaannya misalnya ingin menangis. Ada adegan dimana dia tidak suka dipeluk bahkan oleh ibunya sendiri. Sampai suatu ketika ada kejadian perpecahan antara Muslim dan Hindu di India yang menyebabkan banyak kekacauan. Rizvan sedang berdiri di depan rumahnya lalu dia mendengar ada orang yang berbicara di luar, mengobarkan peperangan. Rizvan masuk ke rumah dan mengutip kata-kata yang baru dia dengar. Ibunya kaget kenapa dia berkata seperti itu. Ibunya pun menunjukkan sebuah gambar ada orang yang membawa pukulan hendak memukul seorang anak kecil yang artinya melakukan perbuatan yang tidak baik, di gambar kedua ada seorang yang membawa manisan untuk anak kecil juga yang menunjukkan perbuatan baik. Ibunya bertanya, “Mana di antara kedua gambar itu yang Muslim atau Hindu?” Rizvan diam sejenak dan menjawab, “Tidak ada. Semuanya sama saja.”
Ya, ibunya melanjutkan, “Betul sekali. Di dunia ini hanya ada dua jenis insan : insan yang baik dan insan yang buruk. Tidak peduli apakah dia Hindu atau Islam, yang membedakannya hanyalah kebaikannya.” Pelajaran ini yang dipegang erat oleh Rizvan hingga dewasa, bahwa yang membedakan manusia bukanlah agama melainkan perbuatannya. Rizvan memang memiliki kekurangan, tapi bukan berarti dia bodoh, malahan dia sangat pandai. Dia bisa berbahasa Inggris serta berpengetahuan luas. Hal itu membuat ibunya bangga akan Rizvan. Namun karena ibunya terlalu memperhatikan Rizvan, adiknya, Zakir merasa terabaikan. Perasaan Zakir itu terbawa hingga ia dewasa, sampai akhirnya ketika berumur 18 tahun Zakir pergi ke Amerika dan menjadi sarjana dari Universitas Michigan. Saat Zakir pergi, Rizvan merasa amat sedih tapi.....lagi-lagi ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Bertahun-tahun Zakir pergi dari rumah sampai tiba dia untuk menikah dengan seorang wanita Muslim bernama Hasina. Zakir sebenarnya ingin membawa ibunya untuk tinggal di Amerika, tapi ibunya tidak akan pergi tanpa Rizvan bersamanya. Ibunya sangat rindu dengan Rizvan dan dia menceritakannya pada Rizvan. Ibunya menangis, lalu Rizvan memeluk dengan canggung hanya beberapa detik. Ibunya tertawa dan meminta Rizvan memeluknya 2 menit saja. Ternyata 6 bulan kemudian, ibunya meninggal karena sesak napas. Sebelum meninggal, ibunya meminta Rizvan agar dia berbahagia dalam menjalani hidup, Rizvan pun berjanji.

Rizvan akhirnya pergi ke Amerika. Dia tinggal bersama Zakir yang masih agak ketus terhadapnya. Istrinya Zakir, Hasina, adalah orang yang baik dan memahami kakak iparnya itu. Ia mengerti bahwa Rizvan tidak suka warna kuning dan sulit jika berada di lingkungan penuh dengan orang baru. Oleh karena itu, Hasina membekali handycam untuk dibawa oleh Rizvan agar dia tidak merasa takut ketika berjalan sendiri, seolah-olah melihat jalan melalui handycam seperti melihat dari televisi. Zakir sendiri sekarang telah menjadi pengusaha sukses, pemilik perusahaan kosmetik herbal. Karena itu, dia memberi Rizvan pekerjaan dengan menjadi sales kosmetik itu untuk ditawarkan dari satu salon ke salon lainnya. Suatu hari dia menawarkan dagangannya ke Salon Karma. Ia bertemu dengan seorang wanita bernama Mandira (Kajol). Lambat laun mereka berdua akrab. Rizvan juga tahu kalau Mandira sudah memiliki anak bernama Sameer, berusia 6 tahun, dan Mandira sendiri sudah bercerai. Awalnya Sameer tidak menyukai Rizvan, tapi karena suatu ketika Rizvan menemani Sameer ke Museum Sejarah lalu memenangkan sebuah permainan, Sameer pun melunak. Rizvan mencintai Mandira. Dia selalu bilang ke Mandira, “Marry me?” Dan Mandira hanya tertawa. Mandira pernah berkata jika Rizvan bisa menunjukkan suatu tempat yang belum pernah Mandira kunjungi, maka ia mau menikah dengan Rizvan. Waktu berjalan sampai Rizvan secara tiba-tiba datang ke rumah Mandira pagi-pagi sekali dan langsung membawanya naek ke atas bukit. Rizvan menunjukkan sebuah pemandangan indah yang belum pernah Mandira lihat. Bisa ditebak? Mereka berdua akhinya mau menikah. Rizvan mengutarakan perihal ini ke Zakir, yang langsung ditolak mentah-mentah karena Mandira adalah seorang Hindu. Rizvan tidak peduli dan tetap menikahi Mandira dengan konsekuensi Zakir memutuskan hubungan dengan Rizvan.

Hidup Rizvan tampak sempurna terlebih Mandira dan Rizvan membuka salon bernama “Mandira Khan”. Mereka bertetangga dengan orang Amerika bernama Sarah beserta Mark suaminya dan anaknya, Reese. Mandira bersahabat dengan Sarah, Rizvan dengan Mark, dan Reese dengan Sameer. Hubungan antara dua keluarga ini sangat harmonis layaknya keluarga kandung.

Sesuatu terjadi.......serangan teroris pada menara kembar WTC. Kejadian ini membuat keadaan buruk. Muslim di Amerika yang tadinya hidup berdampingan mulai didiskriminasi. Orang Amerika menganggap semua Muslim itu teroris. Mereka menjarah toko-toko orang Muslim bahkan kejadian buruk turut dialami oleh Hasina. Dia yang menggunakan jilbab, suatu malam jilbabnya ditarik paksa oleh orang asing dari belakang. Hasina sangat sedih dan merasa ternodai karena jilbab itu ibarat harga dirinya sebagai wanita Muslim yang harus ia pertahankan. Karena kejadian terus memanas akibat diskriminasi itu, Hasina membuka jilbabnya demi keselamatan dirinya. Salon Mandira juga terkena imbasnya, mengalami defisit hingga bangkrut. Sameer sendiri di sekolah selalu diejek oleh temannya yang menganggap Sameer teroris. Untunglah masih ada Reese yang tetap di sampingnya.

Mark, suaminya Sarah, seorang jurnalis yang ditugaskan untuk meliput peran di Irak. Karena tugas itu, Mark meninggal. Merupakan pukulan berat untuk Sarah, terutama bagi Reese. Yang tadinya Reese setia bersama Sameer, dia mulai menjauhi Sameer karena ya itu..menganggap Sameer adalah teroris juga yang mengakibatknya ayahnya meninggal. Sampai 8 hari Reese tidak ingin bicara dengan Sameer, dia masih saja menyalahkan Sameer atas kejadian ini.

Suatu ketika setelah bermain bola, Sameer ingin bicara dengan Reese kenapa ia mendiamkannya. Reese selalu menghindar. Kebetulan di lapangan itu ada 3 orang anak lainnya (Amerika) yang melihat kejadian itu. Mereka mengeroyok Sameer walaupun Reese sudah berteriak agar mereka melepaskan Sameer. Mereka melepaskan Sameer sambil terus menghinanya. Sameer sudah terkulai di lapangan, dan dia membalas hinaan itu. Lalu, salah seorang di antara mereka menendang sebuah bola yang tepat mengenai tulang iganya Sameer. Melihat kejadian itu, Reese berusaha menolong Sameer yang sudah tak sadarkan diri, tapi Reese diseret oleh 3 orang itu menjauh dari Sameer dan mengancam untuk tidak memberitahu kejadian ini alias tutup mulut. Sameer kritis. Saat dibawa ke rumah sakit, dia sudah sekarat dan akhirnya meninggal. Mandira adalah orang yang sangat terpukul atas kepergian Sameer. Dia turut menyalahkan Rizvan. Ini semua gara-gara ia menikahi seorang Muslim yang bermarga ‘Khan’. Rizvan mencoba menenangkan Mandira, hasilnya nihil. Mandira ingin menjauh dari Rizvan dan dia berkata bahwa Rizvan bisa kembali padanya setelah mengatakan pada semua orang bahkan sampai ke presiden Amerika seperti ini, “My name is Khan and I’m not a terrorist.”

Keesokan paginya Rizvan pergi. Misinya hanya satu, bertemu presiden dan menyampaikan pesannya itu. Sepanjang jalan, Rizvan menulis di buku tentang apa yang ia lalui demi janjinya pada Mandira. Lalu ia bertemu dengan Mama Jenny dan anaknya, Joel di Georgia. Mereka berdua adalah orang baik. Sama-sama korban atas peperangan buta ini, anak pertama Mama Jenny juga meninggal di Irak. Rizvan dan Mama Jenny saling bertukar cerita.
Di belahan lain, Mandira terus mencari keadilan. Ia ingin kasus kematian Sameer jelas terungkap. Siapa yang telah membunuh anaknya? Tanpa Mandira tahu bahwa kunci misteri kematian Sameer ada pada Reese yang tidak mau menceritakan kejadian itu. Enam bulan berselang, kasus Sameer masih statis. Detektif memutuskan menutup kasus Sameer karena tidak ada kemajuan.

Rizvan tinggal beberapa di Georgia dan dia melanjutkan perjalanan untuk bertemu presiden. Sampai di Washington DC dia hampir ketemu presiden. Di tengah kerumunan banyak orang, dia berteriak, “Mr.Presiden...my name is Khan and I’m not a terrorist.” Orang di sebelah Rizvan, salah mendengar. Ia malah mendengar kalau Rizvan mengaku seorang teroris. Seketika Rizvan pun dikepung oleh pasukan keamanan yang membawanya ke suatu tempat untuk diinterogasi. Rizvan diperlakukan sangat tidak layak. Mereka bertanya kenapa dia ingin bertemu presiden. Pokoknya, Rizvan benar-benar diperlakukan sangat kejam saat penginterogasian. Saat Rizvan berteriak di tengah kerumunan, ada seorang mahasiswa yang menangkap teriakan Rizvan. Dia berniat untuk membantu Rizvan karena Rizvan tidak bersalah. Dari satu perusahaan TV ke perusahaan lain, meminta kerjasama untuk mengungkap kasus Rizvan. Awalnya gag ada yang mau bantu, lalu akhirnya ada yang bantu. Mereka menyiarkan sama-sama apa yang Rizvan katakan bahwa dia bukanlah teroris.

Setelah penayangan itu, Rizvan dibebaskan karena memang tidak ada bukti yang menunjukkan kalau ia seorang teroris. Ia melanjutkan perjalanan lagi untuk bertemu presiden. Hampir sampai, ia sedang sholat di mesjid kota yang lagi ada perkumpulan. Perkumpulan itu dikompori oleh Dr.Rahman yang ingin memprovokasi umat Muslim agar menyerang orang-orang menghina mereka. Rizvan berkata bahwa apa yang diucapkan oleh Dr.Rahman itu kebohongan. Islam adalah agama yang penuh jalan cinta dari Allah, jadi kenapa mesti kita melakukan kekerasan dan peperangan? Karena kata-kata Rizvan itu, orang-orang di kerumunan itu berpikir bahwa apa yang dikatakan Rizvan itu benar. Tak lama kemudian, Dr.Rahman ditangkap beserta 8 orang anggotanya.

Tiga hari lagi pemilihan presiden Amerika, Rizvan berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan misinya. Bersamaan dengan itu, ada bencana menlanda Georgia tempat Mama Jenny. Rizvan tidak bisa tinggal diam dan dia mengurungkan niatnya untuk bertemu presiden dulu. Ia memilih untuk membantu Mama Jenny lebih dulu. Dan...dia menerjang badai demi membantu Mama Jenny. Kedatangan Rizvan terdeteksi oleh mahasiswa itu, dia menggalang bantuan untuk datang langsung dan membantu Georgia. Saat malam tiba, ada kejutan. Mandira datang menemui Rizvan. Dia sudah ikhlas melepas Sameer. Bukan salah Rizvan. Ketika Mandira mau mendekat, tiba-tiba ada seorang murid Dr.Rahman menghadang dan langsung menusuk perut Rizvan. Rizvan dibawa ke rumah sakit. Untunglah ia selamat. Setelah pulih, ia tetap ingin bertemu presiden. Mandira berkata, ia tidak perlu melakukan hal itu lagi. Tapi Rizvan bersikukuh. Ia ingin memenuhi janjinya.

Akhirnya Rizvan bertemu presiden dan berkata pada semua orang, “My name is Khan and I’m not a terrorist.”




....................................................................................................................................................

Film ini banyak mengandung pesan moral. Manusia itu bebas memilih jalan hidupnya. Tidak penting ia beragama apa, itu semua bersumber pada manusia tersebut bisa membawa kebaikan atau keburukan. Jujur, sebagai seorang Muslim, gw sedih banget ngeliat banyak orang yang terjebak dogma kalau jadi teroris itu Jihad. Padahal jelas sekali bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian bukannya kekerasan. Jangan deh memandang orang berdasarkan suku, ras, atau agama karena itu pikiran yang amat sempit. Memang yang menghancurkan WTC itu mengaku Muslim, tapi bagi gw mereka bukan Muslim melainkan iblis yang menggunakan Muslim sebagai topengnya. Gw sendiri gemes banget ngeliat banyak kasus bom atas nama Jihad yang ingin menghancurkan orang Barat.

Guys, Tuhan menciptakan keberagaman di dunia ini bukan untuk saling menghancurkan. Gag peduli apakah dia Muslim, Hindu, Kristen, Buddha, bahkan Konghucu. Yang membedakan kita yaaaa itu : kebaikan. Semua agama pasti mengajarkan kebaikan. Gag ada agama yang memaksa membuat dunia ini seragam. Manusia punya pilihan. Pilihan memilih agama atau tidak beragama sekali pun. Lagian kalau dunia ini seragam, manusia tidak bisa belajar dalam hidup bukan? Semua terlihat monoton. Tuhan pasti ingi manusia belajar. Belajar menghargai perbedaan, toleransi, dan saling menyayangi.

Pertanyaan gw, apakah lo mau jadi orang yang terjebak dogma sempit dalam kehidupan ini?

Think again! This world is not small!

Banyak perbedaan yang membuat kita bisa belajar banyak.


Cintailah perbedaan karena perbedaan itu yang memberi warna pada hidup!


x))


peace for this world. Stop war and never stop to spread the love....

Kamis, 18 Maret 2010

Menjelang UTS

godaan makin banyak..


materinya gila-gilaan...


aaarrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!!

Kamis, 11 Maret 2010

AUF WIEDERSEHEN...

SELAMAT TINGGAL RAMBUT PANJANG...

I PREFER SHORT HAIR MORE THAN LONG HAIR...


RECENTLY, MY LIFE WAS GOING DOWN INTO THE DEEP HOLE!

I LOST MY SPIRIT BUT AFTER I CUT MY HAIR, IT SEEMED LIKE I GET MY NEW SPIRIT...



WATCH OUT!!!


I'M BACK AND NEVER GIVE UP.

Minggu, 07 Maret 2010

H-1 Fikar Balik ke Jogja dan Hari H Pulang

Sabtu, 13 Februari 2010

Wew udah bulan Maret lagi. Telat banget deh gw masih cerita bulan Februari hehehe. Makin lama jadwal kuliah makin hektisch. Bentar lagi mau UTS pula....yah semoga aja lancar yaaaa hehehe.

Oke...gw mau cerita sehari sebelum tanggal 14 Februari kemaren. Besok Fikar pulang bertepatan dengan hari Valentine menurut banyak orang yang excited. Gw pribadi sih gag ngerayain yang namanya Valentine soalnya ngerasa konyol aja hahahaha. Hari ini tuh gw rencana mau jalan sama Fikar. Sebelumnya gw ke rumah dia dulu.

Emmmmm...gw ke sana sekitar jam satu siang. Ngobrol-ngobrol seperti biasa. Oiya hari ini gw bawa tas dobel. Fikar penasaran dong satu lagi isinya apa tapi gag gw kasih tau. Ceritanya kemaren Fikar beli “sesuatu” buat gw hahaha. Sekalian mau dikasiin hari ini. Gw bilang ke dia kalo gw gag bisa ngasih apa. Yah padahal omongan gw tuh bokis banget. Gag mungkin lah gw gag beli apa-apa hahahaha.
Setelah ngobrol panjang, gw sama Fikar sepakat mau tukeran kado. Dia ngambil kado di dalem, terus gw siap-siap ngasiiin tas yang gw bawa. Mau tau hasil tuker kadonya???


Hahaha itulah kadonya. Fikar ngasih gw The Lost Symbol dan gw ngasih dia boneka anjing. Sepakat kita kasih nama boneka anjingnya “PUPPY” hihihi. Lucu kan?

Makasih ya bebiku..... xO



Minggu, 14 Februari 2010

Dateng juga hari ini. Waktu berjalan sangat cepat. Fikar pulang ke Jogja malem ini. Dia naek kereta jam delapan malem. Siangnya ketemu dulu walopun Cuma bentar hehehe.

Janji ketemu jam dua belas siang. Lagi-lagi dia minta gw bawa sendok hahaha gw udah tau pasti dia bawa es krim nih. Bener aja kan....pas ketemu dia langsung minta disuapin makan es krim. Aduuuuuhhhh lucu banget deh. Abis makan es krim, terjadi sebuah kehebohan lagi. Fikar bawa Puppy juga! Hahahaha konyol banget deh mana itu boneka masih dibungkus plastik sama banget pas kemaren gw kasiin ke dia.

(sekarang malah dia yang maksa pengen foto hahaha)

Jadiiiiiiiiiii...alesan kenapa Fikar bawa Puppy yaitu gw sama dia belum sempet foto bareng Puppy kemaren. Hahahaa jadi begitulah alasannya. Gw aja ampe ketawa pas dia ngomong.

(foto bareng Puppy hehehe)

Yaaaaaaaaaapppp...selesai foto, ngobrol lagi. Tiba-tiba gw kepengen makan cireng keju. Sekalian mau ke Elos, mau ngambil duit di ATM. Pas mau ngambil duit ternyata di Elos ATMnya gag bisa dipake, lagi rusak. Akhirnya gw sama Fikar jalan ke Bale Binarum sambil makan cireng hehehe. Syukurlah di Bale Binarum gag rusak. Baliknya sih naek angkot...capeeee lah kalo bolak-balik jalan kaki.
Kembali ke lapangan ngobrol lagi deh hehehe. Di tengah-tengah obrolan, Fikar ngeluarin sesuatu buat gw.....yaitu....

(yipppiiii COKELAAAAATTTTTT!!!!!)

Gag besar cokelatnya, yang penting dapet cokelat hahaha. Duh seneng banget gw hari ini. setidaknya ketemu dia sekitar 3 jam sebelum dia berangkat. Jam setengah empat sore, gw sama dia pulang. Dia mau berangkat ke Gambir.

Well....sedih? tentu saja! Inilah resikonya LDR. Sekalinya jauh, jauuuuuuh banget. Sekalinya libur, panjaaaaaaaaaaaaaaannng banget liburnya. Gag apa-apa deh yang penting kita sama-sama berjuang untuk kehidupan yang lebih baik mendatang.

Tiap mau pulang ke Jogja, Fikar selalu tau buat suasana berkesan.
Arrrggghh.....cepet pulang lagi yah, Bebiku...


Semoga gag pas bulan Juni ketemunya lagi. Secepatnya kalo bisa....



I miss every moment I go through with you....